prOduk-pRoduk pUbliC GolD

rEnunG-reNunGkanlAh

Abu Bakr ibn Abi Maryam meriwayatkan bahawa dia mendengar Rasulullah S.A.W bersabda, " Akan tiba satu zaman di mana tiada apa yang bernilai dan boleh digunakan oleh umat manusia. Maka simpanlah dinar dan dirham (untuk digunakan)" - Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal

Saturday, November 17, 2012

What is a Fiscal Cliff?

The United States fiscal cliff is a neologism referring to the effect of a number of laws which, if unchanged, could result in tax increases, spending cuts, and a corresponding reduction in the budget deficit beginning in 2013.[1]

These laws include tax increases due to the expiration of the so-called Bush tax cuts and across-the-board spending cuts under the Budget Control Act of 2011.The year-over-year changes for fiscal years 2012–2013 include a 19.63% increase in tax revenue and 0.25% reduction in spending.[2]

Some major domestic programs, like Social Security, federal pensions and veterans' benefits, are exempted from the spending cuts. Spending for federal agencies and cabinet departments, including defense, would be reduced through across-the-board cuts (referred to as budget sequestration).The Congressional Budget Office reported an increased risk of recession during 2013 if the deficit is reduced suddenly, while indicating that lower deficits and debt over time improve long-term economic growth prospects.

The deficit for 2013 is projected to be reduced by roughly half, with the cumulative deficit over the next ten years to be lowered by as much as $7.1 trillion or about 70%.The Budget Control Act of 2011 was passed under the political environment of a partisan stalemate, in which Democrats and Republicans could not agree on how to reduce the deficit. It was thought that the blunt cuts of budget sequestration and sharp revenue increases would be mutually undesirable to both parties and provide an impetus and deadline to bring the sides together to solve the deficit problem.

The projected effects of these changes have led to calls both inside and outside of Congress to extend some or all of the tax cuts, and to replace the across-the-board reductions with more targeted cutbacks. It has been speculated that any change is unlikely to come until the period roughly between the 2012 federal elections and the end of the year. Additionally, the debate may be exacerbated by the expectation that the debt ceiling is expected to be reached before the end of 2012,[note 1]unless "extraordinary measures" are used.

[3]Nearly all proposals to avoid the fiscal cliff involve extending certain parts of the 2010 Tax Relief Act or changing the 2011 Budget Control Act or both, thus making the deficit larger by reducing taxes and/or increasing spending.

source ; wikipedia

Monday, November 12, 2012

Emas dan Dunia

Harga emas semasa kini menunjukkan trend yang memberangsangkan. Ini tak terkecuali dengan sentimen emas pasca pemilihan Presiden Amerika dan transformasi kepimpinan di China. Seperti sedia maklum, kedua-dua negara adalah pemain ekonomi utama dunia khasnya China yang kian mengukuhkan pengaruhnya terhadap ekonomi dunia.

Jika sebelum ini, harga emas dilihat tidak menentu ekoran ramai orang mengambil sikap 'wait and see' atas situasi semasa dunia. Antara yang dinantikan adalah situasi politik di Amerika. Pemilihan Presiden Amerika memang mampu mencorak ekonomi dunia lantaran setiap kepimpinan baru akan melakukan transformasi terhadap ekonomi mereka. Inilah saat yang dinantikan oleh pelabur-pelabur dunia. Ini dikarenakan, dengan jaminan ekonomi oleh pemerintah Amerika melalui dasar-dasar yang mereka terapkan akan dapat menentukan halatuju pelabur-pelabur ini. Dalam setiap pelaburan yang dilakukan, pasti jaminan keuntungan dan selamat uang diharapkan. Begitu jugala harapan pelabur-pelabur ini.

Dengan terpilihnya Presiden Obama untuk penggal kedua, berarti tiada perubahan yang significant terhadap dasar ekonomi Amerika. Jadi, dilihat situasi agak stabil. Tapi, masalah pinjaman rumah masih menjadi isu di Amerika ditambah dengan tragedi Sandy di New York baru-baru ini.

Ada juga pengamat ekonomi melihat kemenangan Obama ini belum maksimal kerana Dewan Perwakilan Rakyat mereka didominasi oleh pihak parti Republikan, sebaliknya parti Demokrat hanya menguasai Dewan Senat. Keadaan ini sedikit sebanyak mempengaruhi harga semasa emas yang dilihat masih mampu naik lagi.

Tapi, pengamat politik masih menantikan satu lagi momentum yang dikenali sebagai 'fiscal cliff'. Adakah harga emas kian menguat atau sebaliknya. :)

Saturday, September 29, 2012

Saya Suka, Awak Pon Suka :)

Akhir-akhir ini, harga emas telah menunjukkan trend yang mengembirakan. Beberapa bulan kebelakangan ini, harga emas dan dan perak kelihatan agak lesu. Tapi trend tersebut tidak begitu lama, malah telah digunakan kesempatan itu oleh sesetengah di antara kita untuk membeli emas sebanyak-banyaknya kerana jaminan emas memang menguntungkan. Ibarat mendung di siang hari, akhirnya harga emas kembali bersinar.

Hakikat kenaikan ini hendaklah jangan dijadikan sebagai penghalang dalam menjadikan emas sebagai alternatif simpanan anda. Yang pastinya, ianya haruslah disertakan ilmu dan teknik yang tepat agar ianya benar-benar menguntungkan dan memberi manfaat.

Tak kenal maka tak cinta :D

Arrahnu AGROBank

Hi dan salam semuanya..lama rasanya tak menulis, mungkin dikarenakan sibuk or memang takde modal menulis :) 

Nak dipendekkan cerita, kini pihak Arrahnu AGROBank kembali membenarkan untuk pelanggan-pelanggannya untuk kembali melakukan proses tukar ganti surat or 'overlapp' yang mana sebelum ini sempat dibekukan. Tapi untuk proses gadaian, sepertinya masih belom ada khabar gembira. Yang pastinya, ianya cukup dapat memberi sedikit senyuman kepada pecinta emas sekalian.

Dikhabarkan, proses gadaian emas batang (wafer) atau dinar untuk semua jenis produk dibekukan dikarenakan kerugian yang dialami oleh pihak AGROBank setelah ditipu oleh pelanggan-pelanggan yang tak bertanggungjawab. Kerugian yang dicatatkan lumayan mencengangkan, sama seperti kisah penipuan yang dialami oleh Bak Rakyat sebelumnya.

Berdasarkan informasi yang diperolehi, pelanggan-pelanggan tersebut telah melakukan urusan gadaian "emas" yang pada hakikatnya adalah merupakan logam bersalut emas. Penipuan ini mungkin tak berjaya sekiranya tidak mendapatkan bantuan orang dalam. 

Dikarenakan itu, pihak AGROBank telah mengambil langkah berhati-hati dalam setiap urusan yang melibatkan emas batang (wafer) atau dinar. Tapi sukacita dimaklumkan, emas keluaran Public Gold masih selamat untuk sebarang urusan belian ataupun jualan kerana setiap produk yang dihasilkan disertakan sijil asli ketulenan produk-produk keluaran Public Gold. Atas kelebihan ini, produk keluaran Public Gold masih diberi kepercayaan oleh pihak AGROBank :)

Sehubungan dengan itu, dapatlah kiranya diingatkan kepada bakal-bakal pencinta emas agar berhati-hati dalam setiap urusan jual beli melibatkan emas. Kenalilah terlebih dahulu sebelum melakukan sebarang transaksi. Kerana emas adalah merupakan penjaga ekonomi dan bukan sebaliknya.

Sunday, January 8, 2012

Nak Tahu Kenapa?Jom Refresh Balik

How far will the price of gold drop?
Watching the price of gold over the last few weeks has been like watching a rollercoaster. It’s below $1800 an ounce one day, then above $1900 an ounce a few days later. Wait another week, and its back below $1800. Now people are predicting that the price gold may drop 33% this year, while other still claim that gold will be over $2000 by Christmas. 


Why did you invest in gold?
Before you panic, think about why you are investing in gold. For many people, gold is a bet against fiat money (the stuff that governments print out of thin air). They purchase gold because they believe it will hold its value – and the Dollar, Euro, or other currencies won’t hold their value.

The reason most gold investors are concerned about fiat money holding its value is that most governments are running at a deficit and have a level of debt that everyone can see is not manageable. Over the centuries, this has frequently been solved by governments defaulting on their debts or inflating their currency (often to the point of hyperinflation).

Why does the price of gold change?
If you’ve invested in gold because of these currency concerns, what has happened over the last few days that would make you believe the problem no longer exists? Have governments around the world suddenly become fiscally responsible and balanced their budgets?

Another reason that the price of gold could drop would be the traditional supply and demand. Has a huge new gold mine been found? Is gold no longer needed in electronics? Have people stopped purchasing gold jewelry?

If you look at the fundamental reasons behind the price of gold, you’ll see that nothing has changed. The reasons you bought gold last year or five years ago are still here today.

What has caused the recent swings in the price of gold?
So, if the fundamentals haven’t changed, what’s causing the drastic swings in the price of gold? Speculation.

Gold has made the news lately, so more people have been rushing to buy some. Other investors have been sitting on large profits and fear that maybe the people claiming that “gold is in a bubble” are correct.

Throw in governments and huge investment firms that could easily be manipulating the price of gold (thanks to the leverage available through derivatives, and huge amounts of capital that can be moved into the gold market in the blink of an eye), and you can see why there are huge daily swings in gold.

Should you sell your gold or hold onto it?
Therefore, the important thing to consider when wondering about the value of gold isn’t what the change will be today. Rather, think about the reasons gold has value, and if those fundamentals have changed. Then base your gold investment decisions on sound principles, and not short-term fear and panic.

Artikel : Gold Investing Strategies


Secebis Rahsia Gadai Simpan

Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Begitulah perumpamaan yang layak untuk Almarhum Datuk Salleh Majid. Pemergiannya ternyata memberikan impak yang tersendiri terkait dirinya yang begitu sinonim dengan dunia kewangan khususnya perlaburan emas. Usaha dan inisiatif beliau dalam memberikan info tentang kepentingan emas adalah sejajar dengan aspirasi Tun Dr Mahathir. Walaupun pemergiannya dirasakan sebuah kerugian buat negara, tapi pesanan dan amanat beliau adalah merupakan suatu ilmu yang tak pernah kunjung habis. 

Di dalam As Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya”

Semoga ilmu yang yang dicurahkan selama ini bermanfaat untuk kesinambungan ummat serta juga suatu amalan yang bermanfaat untuk almarhum.

Antara ilmu yang dapat dikongsikan bersama adalah, konsep perlaburan emas secara Arrahnu. Arrahnu adalah merupakan sistem gadaian yang berteraskan kepada konsep Islam yang secara jelas tidak membebankan kepada mana-mana pihak. Arrahnu mula diketengahkan sebagai alternatif sistem kewangan dikarenakan ianya bersifat simpanan yang menguntungkan untuk jangka masa yang panjang.

Keberadaan Arrahnu ditengah-tengah sistem ekonomi konvesional sedikit sebanyak dapat merancakkan pertumbuhan dan kemampanan ekonomi negara terkait asas yang kukuh di peringkat dasar serta dapat mengenengahkan ekonomi berasaskan sistem Islam.

Antara kelebihan utama dibalik sistem Arrahnu yang ingin beliau sampaikan adalah ; 1.Keterjaminan dan ketelusan dalam berurusniaga kerana emas adalah merupakan perlaburan fizikal yang dapat mengelakkan penipuan serta keasliannya dapat dibuktikan melalui pihak ketiga iaitu Arrahnu itu sendiri. 2.Keselamatan simpanan yang semestinya di bawah jaminan pihak Arrahnu beserta perlindungan insurans yang biasanya turut disertakan sekali (tergantuk terma-terma Arrahnu)

Selain itu, konsep Arrahnu ini juga memberi kesempatan kepada pelabur untuk merangka suatu perlaburan yang efisien dan fleksibel yang semestinya bersesuaian dengan kewangan individu itu sendiri. Dan yang pasti, keberadaan Arrahnu ini memberikan peluang yang sama bagi semua lapisan masyarakat untuk untuk berjinak-jinak dengan konsep perlaburan emas secara gadai simpan.

Wednesday, January 4, 2012

Alfatihah

DariNya kita datang, kepadaNya jua kita kembali, Alfatihah buat Allahyarham Datuk Salleh Majid yang telah kembali kerahmatullah. Semoga arwah dicucuri rahmat dan diberi kelapangan dalam amal ibadahnya.



BELASUNGKAWA Datuk Mohd Salleh Abdul Majid, bekas Presiden Bursa Saham Kuala Lumpur (kini Bursa Malaysia) adalah seorang yang tidak lokek untuk memberikan pandangan terhadap isu-isu ekonomi terkini.

Dunia kewartawanan pastinya kehilangan seorang tokoh ekonomi yang sentiasa memastikan dirinya tidak ketinggalan dalam perkembangan ekonomi semasa walaupun telah meninggalkan dunia pasaran saham hampir sembilan tahun yang lalu.

Mohd Salleh, 62, yang menghembuskan nafas terakhir hari ini, kerap ditemu bual media massa apabila melibatkan isu-isu ekonomi dan kewangan seperti Belanjawan tahunan, pasaran saham dan sebagainya.

Allahyarham meninggal dunia akibat barah rektum dan kegagalan buah pinggang kira-kira 10.20 pagi di Hospital Kuala Lumpur (HKL).

Ahli Kehormat Persatuan Bahasa, Mohd Salleh juga turut mempunyai kolumnya sendiri di beberapa akhbar tempatan bagi melontarkan pandangan beliau berkaitan isu-isu ekonomi terkini.

Selain Mantan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad, Allahyarham adalah antara tokoh ekonomi yang sangat menggalakkan pembelian emas sebagai pelaburan alternatif.

"Tidak ada negara yang mata wangnya tidak tertakluk kepada turun naik nilai emas, termasuklah negara kita semasa krisis 97/98 yang mana mata wang kita dikatakan menjadi bahan spekulator dan pernah jatuh ke paras serendah RM4.50 untuk satu dolar Amerika. Mata wang dunia tidak lagi disokong oleh emas dan negara seperti Amerika Syarikat didapati boleh mengeluarkan seberapa banyak wang sesuka hati mereka," katanya dalam salah satu ruangannya.

Agak digeruni wartawan, beliau yang lebih dikenali sebagai "Salleh Majid" sentiasa mahukan perkongsian pandangan secara dua hala di mana wartawan harus bersedia untuk disoal semula oleh beliau.

Lebih gemar berinteraksi secara tidak formal ketika ditemu bual, kadangkala beliau akan bertanya semula kepada wartawan dengan soalan: "Kau faham tak apa yang aku cakap ni."

Memperoleh Master of Business Administration dari Northern Illinois University, Amerika Syarikat sekitar 1971, Mohd Salleh memulakan kerjayanya sebagai pensyarah di Sekolah Perniagaan dan Pengurusan, Institut Teknologi Mara.

Setelah berkhidmat dalam sektor awam selama kira-kira enam tahun, Allahyarham kemudiannya memasuki sektor swasta dengan memulakan kariernya sebagai Pengurus, Udasaha Management Sdn Bhd, sebuah anak syarikat UDA.

Allahyarham bersama rakan-rakan di sebuah syarikat konsultasi kewangan dikatakan ketika ini sedang mengusahakan satu cadangan untuk diusulkan kepada kerajaan bagi mewujudkan sebuah Bursa Saham Islam di negara ini.-2/1/2012 -Bernama -